Palitonews – Tensi politik di Kota Solok, Sumatera Barat (Sumbar), tampaknya mulai memanas. Hal itu tergambar dari sejumlah aksi pengrusakan alat peraga sosialisasi bakal calon anggota legislatif (bacaleg) di daerah berjuluk “Serambi Madinah” itu.
Seperti peristiwa yang menimpa Rama Denai, SE, seorang bacaleg DPRD Kota Solok di Dapil Lubuk Sikarah. Baliho politisi Partai Golkar itu, diduga dirobek-robek oleh oknum tak bertanggung jawab.
Sedikitnya, ada 3 baliho berukuran besar milik Rama Denai yang diduga dirusak oleh orang tak dikenal (OTK). Lokasinya berbeda-beda. Satu di kawasan Simpang Payo, kemudian di Simpang Tanah Garam dan juga di kawasan Aro, KTK dan IV Suku.
Baliho-baliho tersebut tak hanya bergambar Rama Denai. Melainkan juga gambar Caleg DPR RI Golkar, Zigo Rolanda yang kini menjabat Ketua DPRD Solok Selatan.
Sebagai pendatang baru, Rama Denai menyesalkan aksi tak terpuji itu. Dia pun sampai mencurahkan kekecewaannya di akun media sosial Facebook.
“Apa salah baliho? Semoga tidak terjadi kepada teman-teman Caleg yang lain. Setelah bulan lalu baliho saya di simpang payo dan simpang tanah garam dirusak, hari ini 3 baliho dilokasi berbeda juga dirusak. Aro, ktk dan VI suku,” tulis Rama Denai, dikutip Palitonews.com, Kamis (14/9/2023).
Direktur PT Fajar Alam Mandiri itu merasa heran tentang apa yang dipikirkan oleh orang-orang yang merobek balihonya.
“Saya cuma ingin mengabdikan diri terjun berpolitik. Belajar berpolitik dan berpartai untuk menyalurkan ide dan gagasan demi kebaikan. Dari kejadian ini saya belajar bahwa bukan politiknya yang salah tapi manusianya yg belum siap berdemokrasi,” tulisnya lagi.
Dari ‘nyanyian’ publik, Rama Denai merupakan salah satu bacaleg potensial untuk duduk di DPRD Kota Solok pada Pemilu 2024 mendatang. Pengusaha muda itu disebut-sebut ‘kuda hitam’ bacaleg Partai Golkar.
Rama Denai memang sudah mulai bersosialisasi ‘wajah’ di Kota Solok. Ia belum berkampanye karena memang sesuai PKPU, jadwal kampanye Pemilu 2024 akan berlangsung pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
Barangkali, keriuhan sosialisasi sosok Rama Denai ini yang menjadi ‘pemantik’ ketidaksenangan orang-orang tak bertanggungjawab. Alhasil, baliho Rama pun dirusak. (P01)
Discussion about this post