DUA pekan sudah Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Barat (PWPM Sumbar) menapaki kepemimpinan baru periode 2023-2027, hasil dari Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-17 yang digelar awal November 2023. Sebanyak 13 formatur telah terpilih dengan menetapkan Ade Herdiwansyah sebagai ketua, Anasrul sekretaris, dan bendahara dipikul Nopil Asrianto.
Capaian Musywil 2023 cukup gemilang. Kondisi ini tergambar dari hadirnya suasana permusyawaratan yang kompetitif, penuh dinamika, namun tetap kondusif. Semangat Musywil PWPM Sumbar terlihat juga dari ramainya tokoh-tokoh muda Muhammadiyah yang muncul untuk berkompetisi.
Semangat itu mengkiaskan bahwa masih banyak sekali kader muda Muhammadiyah yang peduli dengan PWPM. Semua berlomba-lomba jadi calon formatur agar bisa berada di garis depan mengurus ortom Muhammadiyah itu.
Ibarat berperang, mereka yang mau berada di garis depan hanyalah orang-orang yang rela berkorban sepenuh hati, bahkan nyawa jadi taruhan. Setidaknya, ini adalah salah satu sisi baik yang dapat dipandang dari dinamika Musywil kenarin.
Saling Topang dan Saling Tampung
Lazimnya kompetisi, tentu ada yang terpilih dan ada yang tidak terpilih. Namun, mereka yang terpilih bukan berarti lebih baik kualitasnya dari yang tidak terpilih. Tetapi, mereka yang terpilih adalah orang-orang terbaik dari sebuah proses yang sah dan legitimate dalam persyarikatan.
Kader yang tidak terpilih semestinya hadir untuk menopang yang terpilih. Datang membawa gagasan, pikiran, dan masukan. Sebaliknya, yang terpilih juga berkewajiban menampung gagasan, pikiran, dan masukan yang diberikan oleh semua kader pemuda Muhammadiyah.
Keduanya mesti kembali berjemaah memikirkan Pemuda Muhammadiyah dan memandang ke arah yang sama untuk PWPM Sumbar ke depan yang lebih baik. Itulah sesederhana sikap pemuda negarawan yang mesti direnung-renungkan kembali.
Tantangan Makin Kompleks
Banyak tantangan yang menanti PWPM Sumbar ke depan. Nanti penulis urai di tulisan selanjutnya. Kini, paling tidak penulis kemukakan dua tantangan: internal dan eksternal.
Tantangan internalnya adalah setiap persoalan yang bersifat organisatoris. Beberapa di antaranya berkaitan dengan perkaderan Pemuda Muhammadiyah, konsolidasi daerah dan cabang, serta administrasi organisasi.
Belajar dari Muswyil kemarin yang menyisakan berbagai catatan, seperti pimpinan yang belum mengikuti Baitul Arqam Dasar, legitimasi PCPM yang dapat dipertanyakan, serta pendaftaran Kartu Tanda Anggota (KTA) Muhammadiyah yang belum maksimal. Semua hal di atas merupakan persoalan klasik yang mesti dibenahi sesegera mungkin.
Lalu, tantangan eksternal yang berarti setiap persoalan yang berhubungan dengan kehadiran dan posisi Pemuda Muhammadiyah di dunia luar. Ketika ada pihak yang mengusik ‘rumah besar’ Muhammadiyah apakah PWPM sudah optimal maju di garis depan. Atau apakah PWPM telah hadir di tengah-tengah kelompok rentan dan tertindas, serta sudah sejauh mana PWPM memberi manfaat untuk masyarakat banyak.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan fenomena yang dapat menggambarkan tantangan eksternal bagi PWPM Sumbar periode 2023-2027, disamping juga ada persoalan kontestasi politik 2024 yang tidak kalah kompleksnya.
Pada akhirnya, kepemimpinan yang akan dijalankan PWPM Sumbar periode 2023-2027 tidaklah mudah. Tetapi juga tidak sulit jika digerakkan dengan sungguh-sungguh. Didukung oleh seluruh kalangan, serta dijalankan dengan berjemaah. Fastabiqul Khairat. (**)
CATATAN: Penulis merupakan Wakil Sekretaris PWPM Sumbar Periode 2018-2023, Ketua Umum PW IPM Sumbar Periode 2016-2018. Saat ini berkhidmat di Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani PWM Sumatera Barat
Discussion about this post