PALITONEWS — Semangat baru kepemimpinan birokrasi di Sumatera Barat resmi dimulai. Arry Yuswandi, S.KM, M.KM, seorang kader yang lama berkiprah di Muhammadiyah, kini mengemban amanah sebagai Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Barat. Usai dilantik di Auditorium Gubernuran pada Jumat (13/6/2025), ia tidak menunggu lama untuk memaparkan lima gebrakan strategis yang akan menjadi fokus kerjanya.
Dengan latar belakang sebagai Ketua Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Arry membawa etos kerja yang tegas dan berorientasi pada kemaslahatan umat ke dalam pucuk pimpinan aparatur sipil negara (ASN) di Ranah Minang.
“Ini adalah amanah dan kehormatan besar. Waktu kita tidak banyak, tantangan di depan mata. Kita harus berlari kencang,” tegas Arry sesaat setelah pelantikan.
Tugas pertama yang menjadi prioritas utamanya adalah finalisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Menurut Arry, dokumen ini adalah kompas yang akan menentukan arah pembangunan Sumbar untuk lima tahun ke depan.
“RPJMD adalah fondasi. Ini mesti tuntas secepatnya agar seluruh langkah kita terukur dan searah dengan visi besar daerah,” ujarnya.
Arry menyoroti target pertumbuhan ekonomi Sumbar yang ambisius, yakni di kisaran 5 hingga 6,5 persen. Untuk mencapainya, ia menyerukan “kerja keras, kerja cerdas, dan kerja bersama” lintas sektor. Sektor-sektor unggulan seperti pertanian, pariwisata, transportasi, dan perdagangan akan menjadi mesin penggerak utama.
“Kita perlu kolaborasi kuat dan sinergi hingga ke pemerintah pusat untuk mendongkrak ekonomi daerah secara signifikan,” katanya.
Arry berkomitmen untuk memastikan 8 Program Unggulan (Progul) Gubernur Mahyeldi dan Wakil Gubernur Vasko Ruseimy berjalan efektif. Ia akan mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk keluar dari zona nyaman dan bekerja secara terintegrasi.
“Tidak ada lagi kerja sendiri-sendiri. Semua OPD harus bergerak dalam satu barisan di bawah visi ‘Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkeadilan’. Program yang menyentuh langsung denyut nadi masyarakat harus menjadi prioritas utama,” tegasnya.
Di tengah tantangan fiskal, Arry akan menerapkan disiplin anggaran yang ketat. Prinsip efektif, efisien, dan berbasis hasil (outcome-based) akan menjadi mantranya.
“Kondisi keuangan kita tidak mudah. Maka, setiap rupiah yang dibelanjakan harus jelas manfaatnya dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat. Tidak boleh ada anggaran yang sia-sia,” tandasnya.
Sebagai cerminan dari pengabdian sosialnya di Muhammadiyah, Arry bertekad menyukseskan program nasional di daerah, salah satunya adalah Sekolah Rakyat. Program yang digagas untuk mengatasi kesenjangan pendidikan ini menjadi perhatian khususnya.
“Ini sejalan dengan semangat kita untuk melayani umat. Kami sudah mengusulkan beberapa lokasi ke Kementerian Sosial dan tinggal menunggu proses verifikasi. Ini harus kita kawal bersama,” ungkapnya.
Dengan rekam jejak sebagai pengurus Muhammadiyah Sijunjung (2000) dan MUI Sijunjung (2004), Arry Yuswandi dikenal sebagai sosok yang memadukan antara profesionalisme birokrasi dengan spiritualitas dan semangat dakwah.
Menyadari beratnya tantangan yang ada, ia menutup pernyataannya dengan sebuah kiasan yang menggambarkan totalitasnya. “Kalau sehari bisa 25 jam, mungkin itulah gambaran waktu yang kita butuhkan ke depan. Tapi saya siap. Tentu, untuk menuntaskan semua ini, saya sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak,” pungkasnya sambil tersenyum.
Discussion about this post