Palitonews – Geliat jelang pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-XVII Pemuda Muhammadiyah Sumatera Barat (Sumbar) kian terasa. Diketahui, Musywil bertema “Pemuda Negarawan, Harmoni Memajukan Sumatera Barat” itu akan berlangsung di tanggal 3-5 November 2023 di Asrama Haji Padang.
Sejumlah nama-nama calon formatur hingga bakal calon Ketua PWPM Sumbar periode 2023-2027 juga telah mengapung. Loby-loby bakal calon juga telah menyasar berbagai ruang Pemuda Muhammadiyah Sumbar.
Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Emil Salim, menyambut baik semangat semua calon formatur dan calon Ketua PWPM Sumbar periode mendatang. Dia hanya berpesan, semangat itu hendaknya dibarengi dengan niat yang ikhlas bersamaan dengan waktu.
“Jangan sampai semangatnya sampai merebut kursi Ketua PWPM saja. Setelah duduk, dia (ketua) tidak punya waktu mengurus organisasi. Ini paling kita cermati untuk menentukan pilihan pimpinan PWPM Sumbar periode 2023-2027,” katanya, Senin (16/10/2023).
Menurut Emil Salim, Ketua PWPM Sumbar ke depan memiliki tantangannya kompleks. Mulai dari tahun politik hingga diaspora kader di masing-masing kabupaten/kota.
Emil mengingatkan agar calon pimpinan PWPM Sumbar tidak ‘ditunganggi’ kepentingan politik praktis. Dengan kata lain, maju hanya demi iming-iming jabatan tertentu. Padahal, kerja berat di organisasi itu justru setelah terpilih.
“Semangat yang dibangun harus semangat ber-Muhammadiyah. Ini tentang marwah Pemuda Muhammadiyah di Sumbar,” katanya.
Emil lagi-lagi menekankan soal waktu. Menurutnya, mengurus Pemuda Muhammadiyah di tingkat provinsi, memang butuh pemimpin yang bisa ‘menghibahkan’ waktunya untuk organisasi. Sebab, banyak pun ide dan gagasan, jika tidak dieksekusi, tentu tidak akan berarti apa-apa.
“Menyangkut waktu tentu bicara domisili dan yang jelas pusat pergerakan ada di Kota Padang. Jangan sampai keinginan kuat, tapi tidak berkomitmen untuk membesarkan PWPM Sumbar,” katanya.
Kemudian, nahkoda PWPM Sumbar harus mampu membangun komunikasi hingga berkoordinasi dengan semua PDPM-PDPM di Sumbar. Bagi Emil, pemimpin hebat itu bisa mengayomi dan menerima setiap konsekuensi dari hal yang digagas hingga dilakukannya.
“Sudah saatnya kita terbuka dan bisa menerima apapun kritk. Seorang pemimpin tentu akan menjadi nahkoda, kemanakah arah dan tujuan PWPM Sumbar ke depan, tergantung dari kita yang akan memilihnya kelak,” katanya.
Di sisi lain, kata Emil Salim, ada 4 hal yang mestinya dimiliki oleh 13 orang formatur PWPM Sumbar mendatang. Pertama, konseptor atau sosok yang mampu memberikan dan mendudukan konsep sebuah gerakan. Kedua, eksekutor yakni tim yang mampu mengeksekusi semua gagasan dan ide yang telah dikonsep dengan baik.
Ketiga, skuad PWPM Sumbar ke depan harus punya sosok ‘provokator’. Artinya, orang-orang yang bisa memancing pergerakan lebih masif dan berkembang. Keempat, mediator yakni sosok yang mampu mendinginkan suasana dan mengayomi. (P01)
Discussion about this post