SEBAGAI kader muda yang turut meramaikan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Barat (PWPM Sumbar) periode 2023-2027, saya ingin mengajak para kader merenungi bersama tentang esensi menjadi seorang kader Muhammadiyah.
Bagi saya, Muhammadiyah adalah rumah bagi siapa saja yang mengakui dan mengamalkan nilai-nilai Islam yang bersifat rahmatan lil ‘alamin. Namun, bagaimana menjadikan rumah ini (Muhammadiyah) sebagai wadah pemikiran terbuka dan inklusif bagi setiap penghuninya?
Pertama, seorang kader perlu menyadari bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang menghargai keberagaman dan pemikiran kritis. Sebutan “kader murni” Muhammadiyah bukan sekadar gelar atau jabatan, melainkan suatu panggilan untuk berkontribusi nyata dalam mengembangkan peradaban yang berakar pada nilai-nilai Islam.
Sempitnya alur pikir yang mengaku sebagai kader seringkali merupakan hasil dari pandangan yang kurang memahami keragaman dalam berpikir itu sendiri.
Sebagai kader, perlu menggali keberagaman dan menyelami dalamnya pemikiran-pemikiran di dalam Muhammadiyah. Perbedaan pendapat bukan hambatan, melainkan peluang untuk berdiskusi dan memperkaya wawasan.
Ketahuilah, pemikiran kritis dan konstruktif dapat membawa Muhammadiyah menjadi kekuatan yang lebih relevan dan responsif terhadap dinamika zaman.
Dalam konteks ini, perlu diakui bahwa beberapa kalangan merasa terkekang oleh label “kader Murni Muhammadiyah”. Seolah-olah, menjadi kader Muhammadiyah mengharuskan seseorang memeluk teguh pandangan tunggal. Sejatinya, Muhammadiyah memahami bahwa setiap individu memiliki keunikan dan potensi yang dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Pada akhirnya, saya mengajak para kader membangun kesadaran bahwa Muhammadiyah adalah rumah yang menghargai pluralitas dan mendukung setiap individu untuk berkontribusi sesuai dengan bakat dan keilmuannya.
Semakin luas cakupan pemikiran yang dapat diterima di dalam Muhammadiyah, semakin besar pula dampak positif yang dapat dihasilkan dalam membentuk masyarakat yang lebih baik.
Saya yakin, dengan menjadikan Muhammadiyah sebagai rumah pemikiran terbuka dan inklusif, kita dapat melahirkan kader-kader yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki visi yang luas untuk menghadapi tantangan zaman.
Mari bersama-sama membangun Muhammadiyah sebagai wadah yang menginspirasi dan mencerahkan bagi setiap generasi. (**)
Catatan: Penulis merupakan Domisioner Pimpinan Cabang IMM Pesisir Selatan yang juga Formatur Termuda PWPM Sumbar periode 2023-2027
Discussion about this post