PADANG – Kekhawatiran akan lunturnya penggunaan bahasa daerah mendorong Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kembali menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru Utama.
Program yang memasuki tahun kedua ini merupakan bagian dari Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) yang diamanahkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) RI.
Tahun ini, program difokuskan pada penguatan Bahasa Minangkabau dan akan menjangkau 18 kabupaten/kota di seluruh Sumatera Barat hingga Agustus 2025 mendatang.
Kepala Balai Bahasa Sumbar, Rahmat, S.Ag., M.Hum., menjelaskan bahwa sasaran utama program ini adalah para “Guru Utama”. Mereka adalah guru-guru pilihan yang dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan di lingkungan pendidikannya masing-masing.
“Guru utama ini memiliki tanggung jawab strategis. Setelah mengikuti bimtek, mereka diharapkan mampu melakukan pengimbasan, tidak hanya kepada peserta didik, tetapi juga kepada rekan-rekan guru sejawat di sekolahnya,” ujar Rahmat saat dihubungi pada Senin (9/6/2025).
Meski tahun ini ada efisiensi anggaran yang memfokuskan program hanya pada bahasa Minangkabau, Rahmat menegaskan bahwa skala kegiatan justru meningkat signifikan. Jika tahun lalu terdapat lima kegiatan, tahun ini Balai Bahasa Sumbar telah merancang 18 kegiatan yang akan berlangsung hingga awal Agustus.
Program ini, lanjutnya, bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam mengajarkan dan melestarikan bahasa Minangkabau secara kreatif, sekaligus memantau implementasi pembelajaran RBD di lapangan.
Koordinator Tim Kerja Pelindungan Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Sumbar, Fitria Dewi, M.Hum., menambahkan bahwa kesuksesan program ini tidak lepas dari kolaborasi erat dengan dinas pendidikan di setiap daerah.
“Di setiap kabupaten/kota, bimtek diikuti oleh 40 peserta, yang terdiri dari guru SD/MI, guru SMP/MTs, dan perwakilan dari dinas pendidikan,” jelas Fitria saat kegiatan pelatihan di Sawahlunto, Rabu (4/6) lalu.
Untuk memastikan kualitas pelatihan, lima maestro di bidangnya dilibatkan sebagai pemateri utama yang akan berkeliling memberikan pelatihan dengan metode Training of Trainers (TOT). Mereka adalah Yusrizal KW (materi Manulih Carito), S. Metron Masdison (Bacarito), Saparman (Manulih jo Mambaco Pantun), Jawahir (Badendang), dan Irwan Malin Basa (Bapidato).
Salah seorang pemateri, Jawahir, mengungkapkan adanya penyempurnaan pada pelaksanaan tahun ini. Menurutnya, materi dan modul telah diperbaiki agar lebih efisien dan mendalam.
“Ada sedikit perbedaan dari tahun lalu. Tahun ini, kami melakukan bimbingan dengan lebih dalam. Modul juga disempurnakan agar lebih efektif,” ungkap pedendang Minang lulusan Universitas Andalas tersebut usai memberi pelatihan di Sawahlunto, Selasa (3/6).
Bimtek ini merupakan gerbang awal dari rangkaian program RBD 2025. Harapan besarnya adalah agar kelangsungan hidup bahasa dan sastra Minangkabau tetap terjaga, serta terciptanya ruang kreatif bagi penutur muda untuk bangga menggunakan bahasa ibu dalam aktivitas keseharian.
Kegiatan selanjutnya akan diselenggarakan di Kota Padang Panjang pada 11 hingga 13 Juni 2025.
Discussion about this post