PALITONEWS – Penurunan stunting sudah menjadi program nasional pemerintah yang bekerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mulai dari kebijakan hingga penganggarannya.
Hal itu diungkap Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Darul Siska yang disampaikan dalam kegiatan promosi dan kie program percepatan penurunan stunting di wilayah khusus.
Anggota DPR waktu reses bersama-sama dengan pemerintah salah satunya BKKBN. Disana selalu kita sosialisasikan pada masyarakat,” katanya di Aula Nagari Koto Baru kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung, Jumat (15/122023).
Kemudian dalam upaya untuk menurunkan dan mencegah stunting, Darul Siska menyampaikan tujuan yang lebih luas yaitu mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya memiliki generasi yang bebas dari stunting.
“Generasi yang memiliki kecerdasan otak, kesehatan fisik, kekuatan iman, dan ketakwaan yang baik. Hal ini diharapkan akan menciptakan generasi emas pada tahun 2045,” ungkapnya.
darul Siska berharap generasi emas ini nantinya dapat memainkan peran kunci dalam membangun dan mengelola negara dengan tingkat kecerdasan tinggi, berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita nasional.
“Baik masyarakat yang adil dan nyatanya negara itu maju bukan hanya berdasar pada sumber daya alam tapi lebih dikelola oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Kita butuh generasi emas itu,” katanya.
Dia menekankan bahwa kemajuan sebuah negara tidak hanya bergantung pada sumber daya alam, melainkan lebih pada pengelolaan yang baik oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
“Oleh karena itu, keberadaan generasi emas menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara Ketua Tim Pengendalian Penduduk Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Desra mengaku bahwa timnya telah ditunjuk sebagai koordinator untuk percepatan penurunan stunting.
“Kami ingin agar angka stunting dapat turun hingga 14 persen, dan untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai upaya telah dilakukan,” ucapnya.
Menurutnya, salah satu strategi utama yang diimplementasikan adalah melakukan orientasi dan menunjuk tim pendamping keluarga.
“Tim ini aktif di desa-desa dan nagari-nagari, dengan tugas utama mendampingi berbagai fase kehidupan, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, hingga anak balita,” jelasnya.
Desra menegaskan keseriusan tim dalam penurunan stunting melalui kegiatan seperti dapur sehat anti stunting, di mana mereka mengolah bahan makanan bergizi berdasarkan kearifan lokal masyarakat. Selain itu, tim juga melaksanakan program bapak asuh stunting.
“Lebih dari sekadar mengajak, mereka berupaya menjadi figur pembimbing di wilayah kabupaten dan kota masing-masing. Upaya ini mencerminkan komitmen mereka untuk secara aktif terlibat dalam mengatasi masalah stunting dengan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat,” pungkasnya. (P03)
Discussion about this post