Palitonews – Perhelatan Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-XVII Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sumatera Barat (PWPM Sumbar) telah usai. Sebanyak 13 orang formatur telah terpilih secara resmi dengan Ketua Ade Herdiwansyah, Sekretaris Anasrul dan Bendahara Nopil Asrianto.
Para calon formatur yang tak terpilih sudah saling berangkulan usai Musywil PWPM Sumbar di Asrama Haji Padang pada 5 November 2023 lalu. Di tengah kebahagiaan Musywil yang berakhir dengan sejuk, muncul narasi yang menyebutkan bahwa harus “kader murni” yang mengurus PWPM Sumbar.
Ketua PDPM Kabupaten Kepulauan Mentawai, Emil Salim, heran melihat aksi dan narasi yang dilontarkan oleh pemuda Muhammadiyah yang mengaku negarawan.
“Tagline Musywil Pemuda Negarawan Harmoni Memajukan Sumbar, belum sinkron dengan hasil pemilihan. Namanya pemilihan, ada kalah dan menang,” katanya, Senin (20/11/2023).
Emil Salim menilai bahwa kubu yang kalah pada Musywil belum move on. Hal itu terlihat dari narasi-narasi yang di ‘dendangkan’. “Belum move on juga yang kalah. Makanya terus berpolemik,” bebernya.
Menurut Emil Salim, tolok ukur kematangan Pemuda Muhammadiyah adalah ketika ia dihadapkan pada situasi kekalahan dalam sebuah kontestasi. Jika masih memendam polemik, apa gunanya berkontestasi dengan slogan ‘pemuda negarawan’.
“Slogan Muswyil membuat pelaksanaan sejuk, tapi ketika hasilnya mengecewakan yang kalah, kok malah ribut dan berpolemik,” katanya.
Emil Salim juga menyesalkan narasi ‘kader murni’ yang dilontarkan oleh tokoh Pemuda Muhammadiyah Sumbar. Sebab, ia aktif dan bersemangat membesarkan Muhammadiyah di Mentawai tanpa pernah melewati pengkaderan IMM ataupun IPM, seperti para pemuda yang mengaku tokoh ‘murni’.
“Saya aktif di Pemuda Muhammadiyah karena panggilan hati. Tak elok rasanya mengotak-ngotakkan kader murni dan non kader di ranah pemuda dan Muhammadiyah. Banyak orang yang membesarkan persyarikatan tanpa melewati pengkaderan murni,” katanya.
Sejatinya, kata Emil Salim, para pemuda yang mengaku ‘kader murni’ itu memberikan contoh dan tauladan yang baik. Bagaimana seorang tokoh muda berjiwa besar menerima kenyataan atas kekalahan dalam kontestasi.
“Harusnya beri contoh, jangan malah melemahkan orang untuk ikut ber-Muhammadiyah,” tegasnya. (P01)
Discussion about this post